Cari Blog Ini

Rabu, 11 Maret 2015

Ngidam #1



Aku nggak begitu percaya dengan falsafah ngidam, yang katanya kalau nggak diturutin bakalan bikin anaknya ngiler terus nantinya. Tapi aku ngerasain sendiri, kalau ngidam nggak diturutin, dia akan terus menghantui pikiranku sekian waktu lamanya.
                Contohnya, aku ngidam bakso XYZ yang letaknya sekitar 10 km dari rumah. Wow banget kan jaraknya hanya demi semangkok bakso? Padahal di depan rumah tukang bakso berserakan, bisa pilih yang mana aja. Eeeh ini ngapain jauh-jauh ke pusat kota segala buat bakso tersebut?
                Jadi ceritanya begini, pertama kali saya merasakan bakso XYZ (saya sensor ya namanya, karena nggak dibayar juga kalau saya promosiin, hihii) ketika saya hamil Fatih 7 bulan (anak pertama). Saya tipe orang yang susah move on  dalam soal rasa makanan. Jadi nggak ada ceritanya icip sana icip sini berbagai kuliner. Kalau udah stuck sama yang pas di lidah, aku mah setia. Wkwkwk.
                Itu bakso, selain lintongnya yang terbuat dari daging sapi yang empuk , ada kikilnya juga, kadang potongan daging. Selain itu, rasa rempah-rempahnya kerasa banget, terutama mie ayamnya yummy dan maknyus banget. Saosnya, bukan saos murah yang bikin kuah berwarna merah. Tapi saos bermerk yang… ah sulit dilupakan cita rasanya. Seporsinya murah, padahal di warung bakso lainnya dengan harga yang sama kualitasnya nggak sebagus bakso XYZ ini.
                Akhirnya kami jadi langganan, sering banget datang ke sana. Jadi Fatih udah terbiasa dengan bakso itu sejak dalam kandungan. Namun sayang beberapa tahun kemudian kios itu tutup. Yah, bangkrut kali ya.
                Alhamdulillah, tahun lalu saat kami jualan Rujak Eskrim, ada pembeli yang ternyata bosnya bakso XYZ itu. Dia bilang kiosnya pindah, tak jauh dari kontrakan kami kala itu. Langsung deh didatangi. Luar biasa, sekarang kiosnya berubah. Dulu yang hanya sepetak, sekarang jadi lebih luas dengan kursi yang banyak jumlahnya. Ada saung lesehannya beberapa buah, ada kolam ikan ukuran kecil, kamar mandi dan mushola. Bakso lesehan ini jugalah yang sangat tepat untuk keluarga. Jadi Fatih dan Thoriq bisa bebas duduk di mana aja. Mau tidur2an juga boleh.
                Jadi begitulah, karena aku telah terbiasa dengan bakso XYZ, wajar ya kalau sekarang kepikiran terus untuk ke sana. Walaupun dalam perjalanan pulang ya laper lagi karena jaraknya yang lumayan jauh itu. Dan yang bakalan ngiler bukan anak deh, tapi aku sendiri, hehehe…. Yah, selagi harganya terjangkau ( 10ribu/porsi. Mie ayam 7ribu/porsi. Teh anget gratis) kan nggak apa-apa menuruti ngidam itu. Daripada kebawa mimpi selama hamil? Dan kalau udah lahiran harus menjaga makanan, mana bisa seenaknya makan bakso pedas? Orang hamil itu harus selalu bahagia, biar debay dalam perut juga ikut relaks sehingga lahirannya nanti nggak stress. Bisa jadi, salah satu cara biar bahagia adalah menuruti ngidam. Tapi jangan jadi pembenaran buat yang ngidamnya mobil, motor, rumah, tahi kucing, monas, air comberan, dan sebagainya. Harus yang normal lho ya!
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar di sini, jangan tinggalkan hatimu sembarangan 😁