Aku nggak begitu percaya dengan falsafah ngidam, yang
katanya kalau nggak diturutin bakalan bikin anaknya ngiler terus nantinya. Tapi
aku ngerasain sendiri, kalau ngidam nggak diturutin, dia akan terus menghantui
pikiranku sekian waktu lamanya.
Contohnya,
aku ngidam bakso XYZ yang letaknya sekitar 10 km dari rumah. Wow banget kan
jaraknya hanya demi semangkok bakso? Padahal di depan rumah tukang bakso
berserakan, bisa pilih yang mana aja. Eeeh ini ngapain jauh-jauh ke pusat kota
segala buat bakso tersebut?
Jadi
ceritanya begini, pertama kali saya merasakan bakso XYZ (saya sensor ya
namanya, karena nggak dibayar juga kalau saya promosiin, hihii) ketika saya
hamil Fatih 7 bulan (anak pertama). Saya tipe orang yang susah move on dalam soal rasa makanan. Jadi nggak ada
ceritanya icip sana icip sini berbagai kuliner. Kalau udah stuck sama yang pas
di lidah, aku mah setia. Wkwkwk.
Itu
bakso, selain lintongnya yang terbuat dari daging sapi yang empuk , ada kikilnya
juga, kadang potongan daging. Selain itu, rasa rempah-rempahnya kerasa banget,
terutama mie ayamnya yummy dan maknyus banget. Saosnya, bukan saos murah yang
bikin kuah berwarna merah. Tapi saos bermerk yang… ah sulit dilupakan cita
rasanya. Seporsinya murah, padahal di warung bakso lainnya dengan harga yang
sama kualitasnya nggak sebagus bakso XYZ ini.
Akhirnya
kami jadi langganan, sering banget datang ke sana. Jadi Fatih udah terbiasa
dengan bakso itu sejak dalam kandungan. Namun sayang beberapa tahun kemudian
kios itu tutup. Yah, bangkrut kali ya.
Alhamdulillah,
tahun lalu saat kami jualan Rujak Eskrim, ada pembeli yang ternyata bosnya
bakso XYZ itu. Dia bilang kiosnya pindah, tak jauh dari kontrakan kami kala
itu. Langsung deh didatangi. Luar biasa, sekarang kiosnya berubah. Dulu yang
hanya sepetak, sekarang jadi lebih luas dengan kursi yang banyak jumlahnya. Ada
saung lesehannya beberapa buah, ada kolam ikan ukuran kecil, kamar mandi dan
mushola. Bakso lesehan ini jugalah yang sangat tepat untuk keluarga. Jadi Fatih
dan Thoriq bisa bebas duduk di mana aja. Mau tidur2an juga boleh.
Jadi
begitulah, karena aku telah terbiasa dengan bakso XYZ, wajar ya kalau sekarang
kepikiran terus untuk ke sana. Walaupun dalam perjalanan pulang ya laper lagi
karena jaraknya yang lumayan jauh itu. Dan yang bakalan ngiler bukan anak deh,
tapi aku sendiri, hehehe…. Yah, selagi harganya terjangkau ( 10ribu/porsi. Mie
ayam 7ribu/porsi. Teh anget gratis) kan nggak apa-apa menuruti ngidam itu.
Daripada kebawa mimpi selama hamil? Dan kalau udah lahiran harus menjaga
makanan, mana bisa seenaknya makan bakso pedas? Orang hamil itu harus selalu
bahagia, biar debay dalam perut juga ikut relaks sehingga lahirannya nanti
nggak stress. Bisa jadi, salah satu cara biar bahagia adalah menuruti ngidam.
Tapi jangan jadi pembenaran buat yang ngidamnya mobil, motor, rumah, tahi
kucing, monas, air comberan, dan sebagainya. Harus yang normal lho ya!
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar di sini, jangan tinggalkan hatimu sembarangan 😁