Eit, ini sih maksudnya bukan kotor dalam artian konotasi.
Tapi yang kayak iklan deterjen itu lho, berani kotor itu baik. Iyah, masih
berkelanjutan dengan catatan sebelumnya tentang hobi Fatih dan Thoriq main
tanah dan kotor-kotoran.. Ternyata, eng ing eng….
Berdasarkan
penelitian, lupa deh siapa yang neliti, bahwa dengan seringnya terpapar oleh
kotor maka ketahanan tubuh akan semakin kuat. Lho, kok bisa? Kan ada tuh ortu
yang melarang anak-anaknya main kotor-kotoran lantaran takut sakit. Ya, ada
bener dan salahnya sih.
Benernya
tuh gini, jadi tanah yang mengandung berbagai bakteri itu bisa membuat anak
sakit. Tapi salah kalau kita menganggap tanah semata-mata hanya akan membuat
anak kita sakit. Justru itu bisa menjadi semacam imunisasi alami. Sederhananya,
kita ini hidup di alam yang dimana-mana penuh mikroba. Kayak iklan sabun
itu tuh “kuman ada di mana-mana, kalau
bukan saya yang merawat mereka, siapa lagi?” kira-kira begitu ya.
Nah,
kalau udah terbiasa bersinggungan sama mikroba, tubuh jadi gak kaget kalau
sewaktu-waktu terkena mikroba tersebut. Justru kalau terlalu steril, dia jadi
rentan alergi, rentan sakit dan sebagainya. Yang bagus bukan steril ya, tapi
tangguh!
Selain
penelitian tersebut, ada lagi fakta lainnya yaitu, begini lho. Jadi, suatu hari
saya di Puskesmas, ada seorang balita yang gak bisa diam. Ibunya lalu
menggunakan jurus saktinya untuk membuat anak itu anteng dan berhasil. Jurusnya
sih jelas bukan jurus kunyuk melempar buah ya, dia mengeluarkan smartphonenya
dan mengajak anaknya bermain dengan teman imajinasi yang terkenal di kalangan
ibu-ibu muda. Yap, apa lagi coba kalau bukan “Pou”. Itu tuh semacam peliharaan
virtual yang harus rajin dimandiin dan dikasih emam. Halah. Yang jelas tuh
balita jadi gak banyak gerak. Manjur banget kan jurusnya?
Nah,
masih inget kan di catatan sebelumnya saya bilang kalau anak-anak bos Google
aja pada mainan tanah daripada main gadget. Karena kalau diperkenalkan dengan
gadget itu bisa bikin anak pasif, anti social dan gak yakin deh bisa cerdas
dengan cara itu.
Jadi,
mari kita buat anak kita kotor. Ups! Maksudnya sih bukan sengaja dilumurin
tanah atau pasir yang udah tercemar tahi kucing, tapi membiarkan mereka bebas
layaknya anak-anak pada umumnya. Yang suka main tanah, hujan, dan memang
alaminya mereka selalu ingin tahu. Singkirkan itu Pou, Tom yang suka niruin apa
yang kita ucapkan, dan lainnya. Masa sih anak yang masih dalam periode emas
dijejali dengan permainan yang manipulatif begitu, semata agar mereka anteng terus
kita bisa asyik FBan gitu? Hehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar di sini, jangan tinggalkan hatimu sembarangan 😁