Cari Blog Ini

Rabu, 11 Maret 2015

Main Kotor Siapa Takut?



Eit, ini sih maksudnya bukan kotor dalam artian konotasi. Tapi yang kayak iklan deterjen itu lho, berani kotor itu baik. Iyah, masih berkelanjutan dengan catatan sebelumnya tentang hobi Fatih dan Thoriq main tanah dan kotor-kotoran.. Ternyata, eng ing eng….
                Berdasarkan penelitian, lupa deh siapa yang neliti, bahwa dengan seringnya terpapar oleh kotor maka ketahanan tubuh akan semakin kuat. Lho, kok bisa? Kan ada tuh ortu yang melarang anak-anaknya main kotor-kotoran lantaran takut sakit. Ya, ada bener dan salahnya sih.
                Benernya tuh gini, jadi tanah yang mengandung berbagai bakteri itu bisa membuat anak sakit. Tapi salah kalau kita menganggap tanah semata-mata hanya akan membuat anak kita sakit. Justru itu bisa menjadi semacam imunisasi alami. Sederhananya, kita ini hidup di alam yang dimana-mana penuh mikroba. Kayak iklan sabun itu  tuh “kuman ada di mana-mana, kalau bukan saya yang merawat mereka, siapa lagi?” kira-kira begitu ya.
                Nah, kalau udah terbiasa bersinggungan sama mikroba, tubuh jadi gak kaget kalau sewaktu-waktu terkena mikroba tersebut. Justru kalau terlalu steril, dia jadi rentan alergi, rentan sakit dan sebagainya. Yang bagus bukan steril ya, tapi tangguh!
                Selain penelitian tersebut, ada lagi fakta lainnya yaitu, begini lho. Jadi, suatu hari saya di Puskesmas, ada seorang balita yang gak bisa diam. Ibunya lalu menggunakan jurus saktinya untuk membuat anak itu anteng dan berhasil. Jurusnya sih jelas bukan jurus kunyuk melempar buah ya, dia mengeluarkan smartphonenya dan mengajak anaknya bermain dengan teman imajinasi yang terkenal di kalangan ibu-ibu muda. Yap, apa lagi coba kalau bukan “Pou”. Itu tuh semacam peliharaan virtual yang harus rajin dimandiin dan dikasih emam. Halah. Yang jelas tuh balita jadi gak banyak gerak. Manjur banget kan jurusnya?
                Nah, masih inget kan di catatan sebelumnya saya bilang kalau anak-anak bos Google aja pada mainan tanah daripada main gadget. Karena kalau diperkenalkan dengan gadget itu bisa bikin anak pasif, anti social dan gak yakin deh bisa cerdas dengan cara itu.
                Jadi, mari kita buat anak kita kotor. Ups! Maksudnya sih bukan sengaja dilumurin tanah atau pasir yang udah tercemar tahi kucing, tapi membiarkan mereka bebas layaknya anak-anak pada umumnya. Yang suka main tanah, hujan, dan memang alaminya mereka selalu ingin tahu. Singkirkan itu Pou, Tom yang suka niruin apa yang kita ucapkan, dan lainnya. Masa sih anak yang masih dalam periode emas dijejali dengan permainan yang manipulatif begitu, semata agar mereka anteng terus kita bisa asyik FBan gitu? Hehe
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar di sini, jangan tinggalkan hatimu sembarangan 😁