Hmm… sebenernya judul yang tepat
bukan yang bermakna “permisif” terhadap kemaksiatan yang ada ya. Tapi yang saya
kamsudkan, adalah memahami fakta secara mendalam kemudian menyadari bahwa diri
kita juga bisa berpotensi untuk melakukan kemaksiatan serupa. Dengan demikian
kita tidak akan mudah menjudge seseorang itu telah berdosa.
Sebuah kisah yang menarik di dalam
QS Yusuf, kisah lengkap yang memaparkan perjalanan hidup sang Nabi yang tampan
ini. Bagian yang menarik itu adalah ketika istri al-aziz menggoda Yusuf as tapi
tidak berhasil kemudian para wanita yang ada di kota itu dengan mudahnya
mengatakan bahwa istri al-aziz benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata.
Istri al-aziz lantas mengundang para
wanita yang berkata demikian itu, diundang makan, disajikan buah-buahan dan
pisau untuk mengupas buah-buahan itu. Lalu Yusuf as disuruh keluar untuk
sekadar menampakkan diri kepada para wanita itu. Apa yang terjadi? Yap! Para wanita
itu, tanpa sadar telah mengiris kulit jari mereka sendiri seraya mengucap
kekaguman: “ini bukan manusia. Ini adalah malaikat….”
Saya seringkali tersenyum kalau
membaca kisah ini. Para wanita itu, yah, baru saja mendengar cerita tentang
pengkhianatan istri al-aziz sudah berkata “kamu berada dalam kesesatan…”.
Nyatanya, ketika mereka disuruh melihat Yusuf as untuk pertama kalinya malah
terpesona. Bayangin aja tuh sampai ngiris jari sendiri, apa nggak karena saking
melototnya lantaran kagum akan ketampanannya sekaligus ungkapan: “ini bukan
manusia, ini malaikat…”
Wew banget kan? Baru sekali melihat
aja udah kayak gitu eskpresinya, gimana dengan istri al-aziz yang sudah hidup
bersama Yusuf sejak Yusuf masih kecil? Jelas-jelas melihat ketampanan Yusuf as
setiap hari! Normalnya kan, kalau sekali melihat aja udah deg deg serrr apalagi
setiap hari selama bertahun-tahun? Ditambah lagi akhlak Yusuf as yang sungguh
mulia, ya jelas namanya juga nabi.
Bukan memaklumi keteledoran istri
al-aziz, hanya rasanya “wajar” jika cinta itu tumbuh lantaran seringnya
bertemu. Betul tidak? Nah, sebagai manusia biasa, tentu sangat mungkin tergoda
imannya untuk berbuat hal yang dilarang agama. Hanya, karena Yusuf as seorang
nabi maka beliau senantiasa dijaga oleh Allah.
Padahal istri al-aziz udah punya
suami, seorang pembesar pula. Pastinya kaya raya dong! Namun kenapa istrinya
masih saja terpikat pada budaknya? Inilah
manusia, yang selalu tidak puas pada apa yang sudah mereka miliki. Dan kalau
kita yang berada dalam posisi orang yang bersalah itu, belum tentu kita sanggup
menahan iman. Oleh karena itu, seperti apa yang dilakukan Yuauf as, hanya
ketakwaanlah yang bisa menjaga kita dari buruknya perangai kita sebagai
normalnya manusia yang penuh hawa nafsu. Bukankah manusia itu memang diciptakan
penuh syahwat, terutama pada wanita, anak-anak dan harta benda? Iman dan takwa
akan menjaga kita, agar bisa menjadi “extraordinary people” yang tidak selalu
harus dicap “wajar” ketika melakukan dosa. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar di sini, jangan tinggalkan hatimu sembarangan 😁