Cari Blog Ini
Selasa, 25 April 2017
Hujan (Tere Liye). Hujan Beneran!
Tere Liye gak salah banget ngasih judul "Hujan" untuk novelnya ini. Karena aku bener-bener hujan airmata. Nangis nyesek!
"Kenapa kamu nangis?" suamiku tanya.
"Nih, gara-gara Tere Liye"
"Masa gitu aja nangis?"
Dan akupun masih terisak-isak pada bagian hampir ending itu.
Emang ceritanya tentang apa sih, kok bisa banjir airmata gitu? Sebenernya bukan kisah cinta biasa, pasangannya meninggal atau mutusin tokohnya. Bukan. Bukan sesederhana itu. Ini rumit. Jauh lebih rumit daripada menyulam.
Kalau yang udah baca novel ini, hayooo pada hujan airmata juga gak? Atau saya aja yang baperan yah?
Jadi ceritanya begini...
Setting cerita tahun 2050an. Zaman itu teknologi maju pesat. Ada jam tangan yang berfungsi sebagai kartu debit, ada mesin pembuat baju otomatis tinggal masukin ukuran aja. Trus ada mobil terbang, ada tablet setipis kertas HVS. Semua teknologi pada zaman itu amazing banget. Pendeskripsiannya itu filmis banget, jadi kebayang kayak apa adegan per adegannya. Cuma, ya jangan sampe difilmin deh, ntar jadinya kayak sinema Indo**ar.
Tokoh utamanya Lail dan Esok. Mereka selamat dari bencana gunung meletus saat berada dalam kereta bawah tanah. Ibu Esok tewas, dan keempat kakak Esok juga tertimbun kapsul kereta. Zaman itu, kereta cepat gak nempel di rel. Jadi terbang aja gitu.
Esok nolongin Lail, trus mereka tinggal di pengungsian. Esok anak genius dalam hal permesinan. Jadi dia diadopsi oleh Walikota untuk disekolahkan setinggi mungkin. Sementara Esok tinggal di Panti Sosial. Dia yatim piatu sekarang.
Mereka jadi dekat, tapi digambarinnya itu lucu banget. Malu-malu mau, gak berani telepon, dan segala keseruan jatuh cinta anak ABG zaman dululah. Bukan ABG zaman sekarang yang kalau suka seseorang, diumbar di status FB. Berani buat chatting telpon video call gak abis-abis. Lail dan Esok saling mencintai tapi disimpen dalam hati, gak saling tahu. Segitu teknologi canggih, telepon aja cuma tiga kali selama 4 tahun!
Lail jadi relawan bencana alam. Esok sibuk bikin proyek besar untuk masa depan, sampai sibuk banget gak bisa mudik.
Ada rasa cemburu saat Esok dekat dengan Claudia, anak pak Walikota. Claudia cantik dan baik. Kayak Princess. Sedangkan Lail tak secantil Claudia.
Lail punya sahabat dekat namanya Maryam yang selalu bersamanya kemanapun. Maryam ini tokoh yang menghidupkan cerita. Dia humoris, kocak banget. Ada kalimat-kalimat yang bikin terpingkal-pingkal, padahal sebelumnya aku nangis kayak Anandhi ditinggal Jagdis.
"Aku ini kan cuma dayang-dayang berambut kribo"
Juga obrolan dia sama taksi
"hei mobil kamu bisa terbang gak?"
Giliran dia diantar mobil walikota tanpa sopir,
"mobil, kamu bisa terbang gak?"
Bisa.
"kenapa gak dari restoran aja kamu terbangnya!"
Kocak, padahal kan Lail lagi cemburu banget, kesel, baper, eh malah Maryam ngeributin mobil terbang.
Lalu, bagian mana yang nyesek itu?
Saat Lail didatangi walikota, dan Walikota memohon dengan sangat agar Lail memberikan satu tiket dari Esok untuk Claudia. Kalau aja walikota orang jahat, gampang aja menolaknya. Nah ini baiiiiik banget. berjasa besar dalam karier Esok. Mau nolaknya juga kepiyeeeee? Di situlah saya nyesek! Lah aku cinta sama yayangku, kok ini ayah angkat yayangku nyuruh aku ikhlasin tiket masa depan itu untuk putrinya. Artinya, aku kudu ngiklasin yayangku dengan putrinya. Gek aku mati dewe di bumi yang menuju kehancuran ini????
Wait. Ini tiket masa depan opo to maksude?
Dunia dilanda musim panas ekstrem, disebabkan oleh intervensi stratosfer oleh negara-negara subtropis. Pasca gUnung meletus, negara subtropis dilanda musim dingin ekstrem. Lalu diintervensilah itu lapisan stratosfer, wusss negara subtropis kembali hangat. Tapiii musim dinginnya pindah ke negara tropis. Salju turun. Gantian negara tropis yang intervensi. Jadinya 6 bulan kemudian, kekeringan melanda. Parah banget.
Nah Esok, membuat mega proyek pengungsian ke luar angkasa dengan naik kapal antariksa. Cuma ada kuota 10.000 orang perkapal. Total ada 4 kapal di seluruh dunia. Esok dapet dua tiket. Lail dak dapet, tapi pasti Esok ngasih tiket itu ke dia. Makanya walikota mohon banget agar Claudia yang pergi, biar jangan mati di bumi.
Tapi, sampai satu jam sebelum kapal berangkat, Esok gak ngasih kabar apa-apa ke Lail. Jadi berangkat gak sih? Ya gimana gak galau. Tiba-tiba walikota datang bilang makasih atas tiketnya untuk Claudia. Lail gak melakukan apa2! Jadi, Esok udah milih Claudia? 😭😭😭😭
Maka Lail pergi ke Pusat Terapi Saraf. Mau menghapus ingatannya tentang hujan. Yang artinya, dia akan lupa dengan Esok. Siapa Esok? Zaman itu canggih, kita bisa menghapus memori tidak menyenangkan. Memori kesedihan, hanya dengan sebuah mesin. Kamu mau coba?
Trus endingnya gimana? aku gak mau cerita ah.... Hehe
Seorang ibu rumah tangga, suka menulis, suka membaca, suka sejarah, suka petualangan....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar di sini, jangan tinggalkan hatimu sembarangan 😁