Cari Blog Ini
Sabtu, 06 Mei 2017
Saimdang Review #6 (END)
Gak tau mau ngomong apa di episode terakhir Saimdang Light's Diary ini. Rasanya sih kayak ada yang janggal. Ya wajar sih, namanya juga episodenya dipangkas yang harusnya berakhir di 30 episode, ini jadi 28 episode. Apalagi di sana ratingnya rendah, padahal bagus sih kalau menurut saya mah.
Namanya ending, pasti ceritanya hanya penyelesaian. Nasib Saimdang gimana, Lee Gyeom dll semua punya kisah masing-masing. Walaupun, tetep yaaa nasib Lee Gyeom yang paling ngenes. Jadi jomblo seumur hidup gara-gara gak bisa move on dari Saimdang. Emangnya enak baper seumur hidup? Naif sih iya.
Saya lebih melihat kisahnya Seo Ji Yoon, seorang sejarawan yang sedang meneliti lukisan Ahnkyun dan buku harian Sujinbang milik Saimdang. Jadi sejak awal memang alurnya maju mundur antara masa kini dan masa lalu. Itu malah yang bikin seru.
Nah, Ji Yoon ini lagi memperjuangkan lukisan asli Keumkangsando karya Ahnkyun, demi membuktikan bahwa lukisan punya profesor Min Jung Hak itu palsu. Pada saat yang sama, suaminya kena jebakan di perusahaannya yang menjadikannya buronan polisi. Sejak awal memang diceritain Ji Yoon ini pisah sama suaminya, karena suaminya harus membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah. Sempat suaminya mengajak bercerai tapi akhirnya Ji Yoon gak mau. Dia lebih memilih menunggu suaminya sampai kapanpun Sampai masalah mereka selesai. Dikabarkan pada suatu hari bahw suaminya kecelakaan dan meninggal. Tambah terpuruklah Ji Yoon dan anaknya. Udah mah dipecat dari kampus, suaminya bangkrut, rumah disita, suaminya kabur, dikabarkan meninggal. Opo ora stress?
Tapi Ji Yoon terus berjuang, dengan ditemani dua sahabatnya dalam meneliti buki harian Saimdang itu. Dan seperti layaknya film baik vs jahat, pasti yang baik bakalan menang. Ji Yoon berhasil membuktikan mana lukisan asli Ahnkyun, suaminya ternyata masih hidup, dan Ji Yoon menjadi salah satu anggota RADE, organisasi yang mengungkap kepalsuan benda-benda bersejarah.
Sementara Saimdang, juga sudah lebih baik lagi menerima suaminya Yang punya istri muda itu. Bagi Saimdang, yang penting cinta suaminya ke anak2nya jangan pernah berubah. Selama ini kau sudah menjadi ayah yang hebat bagi mereka. Kepada anak2nya juga dikatakan, bahwa ayahnya selama ini sudah sangat hebat kan? Kalau tanpa ayah kalian, mana mungkin kalian bisa tumbuh seperti ini?
Namun, Saimdang meninggal. Saya menyimpulkannya demikian, ketika di pantai anak2nya bermain dengan ayahnya, Saimdang malah senyum terus mengambil jalan lain sendirian. apalagi sebelumnya dia nyeri dada. Setelah itu, di endingnya dia tiba-tiba ada di Italia bersama Lee Gyeom. Mereka berduaan, berpelukan, itu artinya mereka berdua sama2 udah meninggal. Jiwa mereka yang bersatu. Dan dalam sejarah, Saimdang meninggal di usia yang masih relatif muda, kalau gak salah umur 48 tahun.
Oiya tadi saya mau ngasih kesimpulan yah. Hehe...
Jadi, seberat apapun masalah rumah tangga, itu harus sabar dan kuat... Jangan menyerah. Kalaupun harus ada yang berkorban, berkorbanlah... Asalkan sama2 berjuang...
Juga, bersabarlah terhadap pasangan. Penghormatan dan cinta harus seiring sejalan. Jangan sampai ada yang tersakiti nantinya.
Minta maaflah kepada anak2, bila kita merasa ada yang kurang. Bicara dari hati ke hati untuk mengerti mereka
Sebenarnya masih banyak falsafah hidup yang bagus, dan pelajaran berharga tentang menjadi istri dan ibu, yang bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Pantas saja Saimdang menjadi tokoh perempuan inspiratif di Korea Selatan, bahkan gambar wajahnya menjadi mata uang 50.000 won. Ambil yang baik-baiknya aja, tak masalah kan? Karena sebaik-baik teladan bagi kaum perempuam adalah Khadijah.
Wallahu a'lam
Label:
Drama Korea,
Inspirasi,
Kontemplasi,
Saimdang
Seorang ibu rumah tangga, suka menulis, suka membaca, suka sejarah, suka petualangan....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar di sini, jangan tinggalkan hatimu sembarangan 😁