Seperti baru saja yang dilakukan si sulung. Dia menyetrika bajunya sendiri. Kalau mengikuti naluri khawatir saya, tentu akan saya larang.
“Nanti kena tangan.”
“Nanti nggak rapi.”
Dan sebagainya. Namun saya biarkan dia melakukan itu. Toh kalau nggak rapi, bisa disetrika ulang. Dan kalau kena tangan, bisa diobatin.
Jadi, saya katakan “hati-hati. Caranya begini.”
Dia mengangguk. Dan azan Isya berkumandang, saya ajak dia salat. Katanya, “Sebentar lagi ini satu lagi. Aa kan mau bantuin Ummu...”
Begitu selesai, dia bertanya. “Mu, Aa baik kan?”
“Iya... Aa baik... Makasih yaaa....” dan dia mengecup pipiku. Ah Nak, rupanya kamu juga ingin dipuji sebagai wujud apresiasi bahwa kamu anak baik. Lantas kami salat dan menemani dia tidur. Setelah itu kulanjutkan setrikaan. Merapikan yang belum rapi. Alhamdulillah... Semoga saya bisa sabar menghadapi anak-anak....
#hari3
#Tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar di sini, jangan tinggalkan hatimu sembarangan 😁