*Peran Utama dan Pertama dalam Mendidik Anak*
Mendidik anak adalah tugas utama orang tua. Guru juga berperan dalam mendidik tetapi tetap orang tualah yang kelak dimintai pertanggungjawaban atas anak-anaknya.
Bukan karena orang tua sudah membayar biaya sekolah lantas menuntut sekolah menjadikan anaknya baik, sholeh sholehah dan segala macam prestasi. Sekolah hanya membantu orang tua dalam menyampaikan ilmu, mendidik anak-anak didik dengan kapasitas keilmuan yang dimilikinya.
Bagaimana mungkin orang tua berharap anaknya ekspress jadi pintar, sholeh sholehah dalam waktu 3 tahun SMP atau SMA, sementara bersama mereka sudah belasan tahun dilalui. Entah dengan didikan seperti apa di rumahnya?
Kemanjaan yang berlebihan? Kekerasan yang menyakitkan? Bully-an yang tak beradab? Hanya orang tua yang bisa menjawabnya.
Wabil khusus jika anaknya dipesantrenkan. Entah kenapa ada anggapan umum bahwa jika masuk pesantren anak akan jadi: sholeh, mandiri, qonaah, hafal Qur'an dan hadits. Sedangkan di rumahnya sendiri tidak dididik supaya mandiri, qonaah dan terbiasa menghafal Qur'an bersama-sama?
Faktanya?
Anak yang terbiasa dimanja akan menjadi anak yang ingin segala sesuatunya dituruti oleh pengasuhnya di pesantren. Cenderung tidak taat aturan. Sekarep dewek.
Anak yang terbiasa dididik dengan kekerasan akan menjadi anak yang keras kepala, keras hati dan tak segan menyakiti temannya baik verbal maupun lisan. Lebih menyedihkan lagi jika hatinya sudah membatu, sulit menerima nasihat.
Anak yang terbiasa dididik dengan permisif, cenderung merasa terkekang selama di pesantren. Jam pelajaran dianggap membatasi kesenangannya. Sehingga ketika pulang ke rumah saat libur, mereka memuaskan kesenangannya entah dengan gadget, tontonan yang tidak baik, lupa semua yang sudah diajarkan di pesantren.
Ada juga anak yang di depan guru tampak baik, sedangkan di depan orang tuanya menceritakan keburukan guru. Dalam kasus ini, tentu tergantung dari sikap orang tuanya. Kalau saya dulu, mana berani menjelekkan guru atau mengadu pada orang tua. Yang ada malah saya diomeli balik.
Adab murid kepada guru, tergantung pada adab orang tua terhadap guru anaknya. Ingat kasus murid memukul gurunya sampai tewas? Atau orang tua yang melaporkan guru ke polisi? Subhanllah..... Guru bukan pegawai yang dibayar saja. Guru berkewajiban mendidik murid atas dasar rasa sayang...
Salah besar jika orang tua heran "kok anak saya malas ibadah? Di sekolah gak diajarin?"
Bukan gak diajarin, tapi anak itu merasa ajaran ibadah itu sebagai kekangan atas kesenangannya atau kesadaran dan kebiasaan sejak di rumah?
Orang tua dan guru harus sinergis dalam mendidik anak. Artinya, kalau di sekolah sudah disiplin, di rumah pun harus. Jangan serba boleh melakukan apapun. Ujung-ujungnya nanti menyalahkan sekolah kalau anaknya tidak baik...
Kesimpulan:
Sekolah bukan tempat "cuci piring". Ingin anak jadi baik, maka itu dimulai sejak di rumah. Bahkan sejak anak masih di dalam kandungan. Atau jauh sebelum itu, sejak Ayah dan Bunda belum menikah. Mendidik diri sendiri lebih dulu.(yuni)