Hebatnya Orang Indonesia; Senyum Salam Sapa

Perjalanan kami berakhir di Palur Plasa. Kami harus berpisah di sini setelah setengah hari menikmati waktu bersama-sama. Friliyo harus pulang ke Ngawi, dan saya ke Karanganyar.


Bus yang saya nantikan belum juga datang, padahal ada setengah jam berdiri di pinggir jalan. Tapi seru aja nunggu sambil foto-foto, hihihi....

Lalu ada dua orang perempuan, tampaknya sedang menunggu bus juga. Disapa oleh Friliyo mau kemana? Oh ternyata searah. Jadilah kami ngobrol-ngobrol ala orang baru kenal di jalan. Lalu saya pikir, ini sudah maghrib, sepertinya bus tidak akan lewat. Saya ajak naik Gocar. Ongkosnya 9000 kalau patungan. Lumayan, tarifnya kan 27.000.

Kayaknya mereka gak berminat, jadi kami foto-foto lagi... Hehehe.
Waktu terus berjalan, hampir pukul 6 sore. Mereka lalu bertanya, "Mbak, masih bisa naik gocar gak?"

"Masih...masih...." Hahaa...berasa jadi calo aja nih kita Fril!

Setelah order dan dapat driver, lalu berpelukan dengan Friliyo Latuconsino, dadah-dadah kemudian cuss naik gocar dengan nyaman.

Supaya gak sepi-sepi amat, udah biasa kan kalau drived gocar mah ramah... Jadi beliau tanya, masih kuliah semua? Karena saya gak kenal mbak berdua itu, jadi saya tanya dulu...

Drivernya takjub waktu saya bilang, "ini baru aja kenal tadi, trus diajak patungan naik gocar."

"Mbak, makasih ya...." Kata mbak tadi sambil memberi saya uang sejumlah 18.000 lalu turun lebih dulu. Saya melanjutkan perjalanan ke Taman Pancasila.

"Hebat lho itu Mbak! Orang Indonesia itu hebat. Baru kenal udah kayak gitu (maksudnya: patungan naik gocar padahal gak kenal sama sekali). Artinya kan terjadi komunikasi." Komentar Drivernya, yang ternyata bekerja di bagian Marketing penerbit Erlangga.

"Iya begitulah Pak... " Jawab saya, ini kalau Friliyo gak memulai salam dan sapa, mana mungkin terjadi peristiwa "calo gocar" tadi. Hahaha.....

Btw, saya sedikit bertanya tentang cara memasukkan naskah ke Erlangga, dan dijawab dengan sangat santun tapi akhirnya saya tahu diri: itu bukan gue banget 😁😁😁.