Dalam bagian akhir novel KCB 2, saya terinspirasi oleh cerita Azzam tentang fable Singa yang terperangkap dalam tubuh kambing.
Saya ceritakan kembali dengan bahasa saya....
Suatu hari seekor singa melahirkan seekor singa, tetapi dia meninggal. Tiba-tiba lewatlah serombongan kambing, sang induk kambing kasihan melihat bayi singa yang tanpa ibu itu. Tubuhnya lemah tak berdaya.
Singkat cerita, singa tersebut dibawa oleh induk kambing. Dirawat dengan sepenuh kasih, seperti kepada kambing-kambing lainnya. Singa itu makan seperti kambing makan, bahkan suaranya juga bukan suara auman melainkan "embeeeeekkkk"
Suatu hari dating seeor serigala yang siap menerkam kambing-kambing itu. Singa itu ketakutan. Ia bersembunyi di balik badan induk kambing.
Salah satu kambing dterkam srigala. Induk kambing marah.
"Kamu kenapa tidak bias melawan srigala! kamu ini singa!"
Namun singa itu melongo saja. Tak paham perkataan induk kambing itu.
Ketika ada srigala lagi, dan induk kambing diterkam. Singa melawan dengan tubuhnya yang kekar dan srigala ketakutan. Begitu singa mengeluarkan suara "embeeeeek", srigala jadi tidak takut lagi. Dia berpikir "ah ini hanya singa yang bermental kambing."
Pada hari lainnya, datanglah seekor singa dewasa. Kawanan kambing berlari ketakutan. Singa ikut lari. Dilihatlah oleh singa dewasa itu. "Hai kamu kenapa lari.... Aku tidak makan anak singa. Aku hanya makan anak kambing!" namun singa itu terus saja menjauh dari singa dewasa.
Diterkamlah singa itu, "aku tidak akan memangsamu. Ayo ikut aku." diajaklah ia ke sebuah sungai.
Mereka menatap permukaan sungai dan tampaklah wajah mereka sama persis.
"Kamu adalah singa. Bukan kambing. Kamu harusnya hidup sebagaimana layaknya singa, si raja hutan. Bukan menjadi kambing."
Maka singa itu pun sadar. Dia selama ini adalah seekor singa, tetapi hidup seperti kambing.
"Kuajari kau hidup selayaknya singa." maka singa dewasa itu mengajari singa kecil cara mengaum yang benar.
Singa itu akhirnya sadar siapa dirinya, dan hidup sebagaimana semestinya....
Bisa jadi, kita adalah "singa" yang hidup dalam tubuh kambing. Kita "singa bermental kambing". Kita punya potensi yang besar tetapi hidup nyaman sebagai kambing.
Allah sudah mengatakan bahwa kita (umat islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, melakukan amar ma'ruf nahy munkar dan itulah orang-orang yang beruntung.
Namun kita tak mau mengubah apa yang selama ini menjadi gaya hidup kita.
Kita punya potensi untuk jadi ahli matematika, tetapi kita malas berhitung.
Kita punya potensi untuk jadi penulis, tapi kita malas menulis.
Kita punya potensi untuk jadi pebisnis, tapi kita terlalu nyaman menjadi buruh.
Kita punya potensi untuk kaya raya, tetapi kita membiarkan kekayaan kita dirampok orang.
Tanah air kita subur makmur, tetapi.... Tanah masih ngontrak, air pun masih beli. hahaha....
Alam Indonesia bagaikan zamrud tetapi rakyatnya bagai tikus mati di lumbung padi.
Kita umat Islam, yang punya kekuatan untuk menggentarkan musuh-musuhnya tetapi kita memilih menjadi "kambing" yang ketakutan pada srigala licik yang sebenarnya lemah. Kita lupa bahwa kita adalah "singa". Singa-singa Allah yang seharusnya bias memakmurkan bumi dengan kalimatullah. Dengan ajaran-ajaran Islam yang mulia.
Bisa jadi ada yang sudah sadar dirinya singa, tetapi tetap memilih jadi kambing.
Bisa jadi ada yang ingin semua orang jadi kambing saja seperti dirinya. Agar bias mudah lari kalau ada srigala, tanpa harus melawannya.
* jangan mau jadi kambing,karena kambing akan dipotong setahun sekali.. :P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar di sini, jangan tinggalkan hatimu sembarangan 😁