Cari Blog Ini

Minggu, 18 Mei 2014

Kebobrokan Perilaku Seks Remaja


Bisnis pelacuran kini sudah merambah ke kalangan pelajar, SMA bahkan SMP. Pelajar yang tugas utamanya adalah belajar, justru menjual diri mereka agar bisa mendapatkan uang dengan cara mudah.

            Baru-baru ini seorang remaja di Serang menjual dua temannya sendiri. Mereka berdua rela menjual dirinya dengan alasan untuk membayar biaya UN. Memang masalah ekonomi sering dijadikan sebagai kambing hitam untuk melegalisasikan perbuatan nista mereka. Dengan tarif yang cukup menggiurkan, tanpa bekerja keras sudah bisa mengantongi rupiah.

            Inilah kenyataan yang terjadi dan sangat membuat hari miris. Para pelajar ini tak lagi berorientasi untuk mengejar prestasi dan memperbagus diri dengan akhlak dan budi, melainkan lebih memilih bekerja mencari uang meskipun harus kehilangan kehormatan diri dan keluarganya. Tak malu-malu lagi, ada di antaranya yang menjadi mucikari, tega menjual teman-temannya sendiri untuk mengeruk keuntungan yang berlipat-lipat.

            Potret Buram Pendidikan

            Kasus seks bebas di kalangan pelajar sebenarnya bukan hal yang baru. Kasus demi kasus terus bermunculan, mulai dari tersebarnya video mesum, maraknya pelacuran via internet, menjadi mucikari dan yang heboh juga adalah fenomena cabe-cabean hingga menular sampai ke SD. Jelas ini adalah bencana besar bagi bangsa ini. Tatkala para pelajarnya lebih senang dengan hal-hal cabul, mengesampingkan apa yang menjadi ajaran agama dan nilai social tentu kehancuranlah baginya.

            Negara-negara maju sudah menciptakan senjata yang canggih, menemukan penemuan terbaru yang hebat di bidang teknologi, akan tetapi remaja di negeri ini terus memenuhi otak mereka dengan hal-hal berbau seks.

            Kita patut bertanya, sebenarnya apa peran pendidikan yang selama ini dienyam? Kita meti introspeksi diri, apa yang sudah kita ajarkan kepada anak-anak kita tentang moral dan agama? Pendidikan yang dimaksud tidak hanya pendidikan formal di sekolah, tetapi yang terpenting adalah pendidikan dalam keluarga. Bagaimana ayah dan ibu menanamkan iman dalam diri anak, menumbuhkan rasa malu terhadap lawan jenis, dan menghiasi mereka dengan akhlak mulia.

            Bukan sekadar memotivasi mereka agar berprestasi dalam bidang akademik semata. Lebih dari itu, karakter seorang muslim perlu ditumbuhkan dan dijaga. Agar tidak menjadi remaja yang bingung, yang dengan alasan mencari jati diri lantas merusak diri dengan menjual dirinya.

Pendidikan Seks dalam Islam

            Islam menganggap seks adalah salah satu bagian dari naluri manusia normal. Naluri untuk mempertahankan jenisnya. Seks dipandang sebagai sesuatu yang sakral dan bernilai ibadah tatkala dilakukan oleh pasangan suami istri yang mengharap pahala dari sisi Allah swt. Bukan untuk coba-coba di antara sesama teman, dianggap sebagai sebuah permainan belaka.

            Seks bila dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah akan mendatangkan pahala, sebaliknya bila dilakukan oleh pasangan yang tanpa ikatan pernikahan justru merupakan dosa besar yang dimurkai Allah swt.

            Jiwa-jiwa para remaja perlu dibenahi. Bahkan sejak dini mereka seharusnya mendapatkan pendidikan yang baik, pendidikan yang tidak hanya baca tulis dan hitung. Namun mengajarkan kepada mereka keimanan, juga rasa takut kepada Allah swt, bahwa apapun yang kita lakukan suatu saat kelak akan dimintai pertanggungjawaban.

            Oleh karena itu selayaknya para orang tua memerhatikan betul perkembangan putra-putrinya, mengawasi pergaulannya, dan terus mendidiknya dengan agama sebagai benteng pertama dan utama dalam dirinya. Masyarakat pun berperan serta dalam mengontrol perilakunya. Semua saling bekerja sama dalam memperbaiki kondisi masyarakatnya.

            Berikutnya Negara juga lebih penting lagi dalam menjaga moral rakyat, memberi teladan yang baik. Membatasi tayangan di televisi yang bisa merusak. Memberantas pornografi dan menutup semua lokalisasi pelacuran. Memusnahkan pabrik miras. Mensterilkan internet dari situs-situs porno dan hanya menayangkan tayangan edukasi maupun siraman rohani. Karena negeri ini krisis iman dan krisis rasa malu. Ketika rasa malu hilang, maka hilanglah keimanan dan rusaklah generasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar di sini, jangan tinggalkan hatimu sembarangan 😁