Seorang ibu bercerita tentang anaknya, lalu ceritanya mulai ke arah dirinya semasa masih bekerja. Menurutnya, saat masih bekerja dia bisa menghasilkan uang yang lumayan untuk bantu2 suami. Namun ketika suaminya melarangnya bekerja untuk fokus di rumah, dia pun bersedih dan menyesal. Ada beberapa tawaran bekerja dari tetangganya tapi gajinya kecil maka ia menolaknya. “Kerjanya capek, nungguinnya sebulan, gajinya Cuma segitu. Buat beli sabun aja gak keliatan.”
Sy sepakat tentang harga yang semakin gila. Uang 50ribu dibawa masuk mart-mart paling dapat sabun dan minyak. Gak kerasa. Namun, sambil terus mendengarkan dia bercerita, tiba2 sy terperenyak.
“Astaghfirullah... Memang harga2 sekarang mahal semua. Tapi, khawatir jika keluh kesah itu berlanjut, akan membuat kita para istri tidak bersyukur atas rizki yg didapat suami.”.
Sy sering bingung menjinakkan uang, agar jangan sampai lepas kendali. Harga semua kebutuhan terus naik, bikin resah dan gelisah menunggu di sini di sudut sekolah.. Aihhh nyanyi!
“Karena skrg sy gak kerja, jadinya begini. Susah. Kerjaan suami gak jelas, sy jualan juga banyak ruginya.” Lanjutnya.
Mendadak sy jadi sedih dan kasihan sama suaminya. Mbrabak mata saya. Keinget sama suami sy sendiri. Suami udah susah cari nafkah buat istri dan anaknya, tapi istrinya ngeluh terus. Menganggap dirinya berjasa besar kalau bisa punya penghasilan sendiri. Bahkan mungkin lebih besar dr pendapatan suami. Jauhkan sy dr sikap kufur nikmat ya Allah..
#selfreminder
Yuni Astuti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar di sini, jangan tinggalkan hatimu sembarangan 😁